Bismillaahirrohmaanirrohhim
Halo temans, lama banget ya kan aku tidak mengunggah artikel apapun di blog ini. Tapi sepertinya kali ini atau mungkin jika tidak terserang penyakit malas, aku ingin membagikan beberapa review untuk judul film yang sudah aku tonton, termasuk kali ini dengan review film : Kapan Pindah Rumah.
“Tugas kita sebagai orang tua, mengantarkan anak-anak ke sebuah gerbang. Analoginya kemudian bernama pelaminan. Mereka menikah, menentukan hidup mereka sendiri-sendiri, dan itu hak mereka. Justru jangan buat mereka kepikiran tentang kita,” ~ Om Gusti
Judul : Kapan Pindah Rumah
Director : Herwis Novianto
Producer : Agung Haryanto
Pemeran :
Cut Mini as Bu Arum
Clara Bernadeth as Lulu
Mahalini Rahardja as Kanaya
Indro Warkop as Om Gusti
Ario Gumilang as Damar
Abun Sungkar as Harsa
Rezca Syam as Cakra
Yessi Clara as Tami
Genre : Drama
Rundate : 17 Desember 2021
Runtime : 81 Menit
Rating : ⅘
Film yang Memeriahkan Akhir Tahun bersama Keluarga
Kamu tentu setuju jika akhir tahun menjadi momen yang biasa ditunggu-tunggu untuk dapat berkumpul dengan keluarga. Bahkan ada tayangan yang bertemakan keluarga yang biasa menghiasi momen menjelang pergantian tahun ini. Terlebih dalam kondisi pandemi Covid-19. Menikmati kebersamaan dengan keluarga di rumah aja bisa menjadi pilihan. Termasuk dengan menghabiskan waktu menonton film yang berkaitan dengan kehidupan keluarga seperti : Kapan Pindah Rumah yang bisa kamu saksikan melalui platform streaming Klik Film. Penasaran kan bagaimana jalan ceritanya, simak terus ya.
Sinopsis Film ‘Kapan Pindah Rumah’
Film “Kapan Pindah Rumah” ini menceritakan kisah ibu Arum - seorang janda, yang tinggal bersama 2 anaknya yaitu Cakra dan Lulu yang keduanya sudah memiliki keluarga kecil masing-masing serta anak bungsunya yang bernama Kanaya.
Konflik bermula dari Cakra yang merupakan anak sulung ibu Arum yang memutuskan untuk pindah ke Bandung dikarenakan pekerjaannya. Kemudian belum lama setelah kepindahan kakaknya, Lulu - anak kedua ibu Arum, berkeinginan untuk membeli rumah baru juga. Hal inilah yang membuat Ibu Arum sedih. Bahkan kepanikan terjadi ketika ibu Arum terjatuh dan terjadi konflik besar antara ibu Arum dan Lulu.
Tak ingin melihat ibunya berlarut-larut dalam kesedihan, Kanaya - anak bungsunya berusaha untuk menjodohkan ibu Arum dengan tetangga mereka bernama om Gusti yang tak lain juga seorang duda.
Plot Sederhana yang Relateable dengan Kehidupan Masyarakat
Cerita ini bermula dari keharmonisan keluarga ibu Arum yang menikmati makan bersama dengan anak, menantu, dan cucunya. Namun suasana menjadi berbeda ketika Cakra mengutarakan niatnya sekaligus meminta izin untuk pindah ke Bandung bersama keluarga kecilnya dikarenakan tuntutan pekerjaan.
Sejak saat itu, ibu Arum tampak sedih dan membayangkan bagaimana kesepiannya jika harus ditinggalkan oleh anak-anaknya satu persatu nantinya.
Sebenarnya, film “Kapan Pindah Rumah” ini menjadi cerminan dari kehidupan yang erat terjadi di masyarakat, khususnya untuk pengantin baru. Bahkan, hal ini juga dirasakan oleh emakku sendiri, yang mana harus ditinggal sendirian oleh putra-putrinya satu persatu setelah mereka, walau masih ada putrinya yang tinggal dekat dengan emak, meski beda rumah saja.
Tak jarang atau memang demikian, dalam keluarga antara saudara dengan menantu, ada hal tertentu yang bisa membuat salah satu jadi ingin mencapai seperti apa yang telah dimiliki keduanya.
Seperti pada kisah Lulu yang berkeinginan untuk pindah rumah dikarenakan Tami - istri Cakra, kakaknya. Yang mengatakan bahwa memiliki rumah baru itu enak, karena bisa menata sesuai keinginan sendiri. Sedangkan saat tinggal bersama ibu, atau mertua, tidak bisa bebas melakukan itu semua.
Karena itulah, Lulu akhirnya mengatakan keinginannya kepada ibu Arum untuk bisa punya rumah sendiri dan membeli rumah baru. Kemudian terjadi konflik besar yang dipenuhi ketegangan antara Lulu dan ibu Arum.
Maka dari itu, saat aku menonton film ini. Terasa amat sangat dekat dengan kehidupanku sendiri. Plot nya sangat amat ringan dan sederhana yang pastinya bisa diterima siapapun saat menontonnya.
Pengemasan Teknik Sinematografi yang Sederhana
Yang membuat aku tertarik menonton film “Kapan Pindah Rumah” berkali-kali tanpa bosan itu dikarenakan visualnya yang menarik dan segar dengan latar tempat yang kebanyakan diambil di rumah. Ditambah dengan musik pendukung yang bikin penonton terhanyut emosi dan terbawa suasananya.
Meski begitu, ada beberapa scene yang volume suaranya tidak konsisten sekalipun sudah meningkatkan volumenya penuh. Apalagi di awal-awal, audionya begitu kurang. Sehingga aku perlu menambah speaker bluetooth supaya bisa terdengar dengan jelas audionya. Meski demikian penonton tetap bisa menikmati alur cerita di dalamnya.
Merupakan Debut Akting Mahalini
Salah satu hal yang membuat aku sangat sangat sangat tertarik untuk menonton film “Kapan Pindah Rumah” dengan streaming di platform Klik Film ini, dikarenakan ada Mahalini Rahardja yang merupakan penyanyi muda dari jebolan ajang pencarian bakat Indonesian Idol. tak bisa dipungkiri kalau debut aktingnya ini membuat penonton, sangat amat mengapresiasi aktingnya yang sangat natural tersebut.
Bukan tanpa alasan loh, karena Mahalini bisa memerankan Kanaya si anak sulung yang ceria dengan sangat baik. Gesture, maupun ekspresi dia selama film berlangsung juga mengalir begitu saja, tanpa ada rasa canggung ketika menontonnya.
Akting Cut Mini yang sangat Totalitas
Siapa sih yang tak mengenal Cut Mini, apalagi dengan aktingnya. Nah, di film “Kapan Pindah Rumah” ini, selain terdapat wajah baru dari Mahalini, juga dihiasi aktor lawas yang sudah berpengalaman di bidangnya, yaitu Cut Mini dan Indro Warkop.
Peran Cut Mini sebagai ibu Arum, menjadi sebuah gambaran nyata sosok ibu yang ada dalam sebuah keluarga. Apalagi saat terjadi pertengkaran antara ibu Arum dan Lulu yang diperankan oleh Clara Bernadeth, menjadi salah satu highlight scene pada film ini.
Begitupun sosok ibu Arum yang diperankan beliau bisa membuat penonton bisa tahu dan dapat merasakan emosi, serta kesedihan yang tengah dialami ibu Arum.
Kemudian, hadirnya Indro Warkop sebagai om Gusti, memberikan vibes atau suasana yang lebih cerah dan berwarna lagi. Tak hanya itu scene yang terdapat beliau ini menjadi salah satu bagian yang paling menarik, loh.
Kesimpulan : Film yang Sarat akan Makna tentang Hubungan Keluarga
Seperti yang sudah aku sebutkan di atas, kalau film ini mengisahkan drama tentang hubungan ibu dan anak. Yang mana dalam sebuah keluarga, tentu ada masanya orang tua hanya fokus dengan pemikiran dan keinginan pribadi tanpa memikirkan bagaimana pendapat orang lain, termasuk anaknya. Sehingga beranggapan bahwa apa yang dilakukannya sudah benar, padahal belum mendengar tanggapan anaknya seperti apa.
Dengan menonton film ini, penonton bisa mendapatkan makna bagaimana hubungan yang baik antara orang tua dan keluarga, pentingnya komunikasi antar anggota keluarga, menghargai pilihan juga pendapat orang lain.
Kesimpulannya, film ini layak untuk ditonton bersama keluarga dengan konflik sederhana dan tidak berlebihan, dengan porsi yang pas. Semua karakter di dalamnya juga memiliki pesonanya masing-masing. Sinematografi nya apik, didukung dengan soundtrack nya yang natural menambah kesan menarik film yang diproduseri oleh Herwin Novianto ini.
Anyway, aku sangat merekomendasikan film ini temans, tanpa menunggu akhir tahun atau ingin diputar beberapa kali aku yakin kamu tidak akan bosan untuk menontonnya kembali. Kamu bisa menonton film “Kapan Pindah Rumah” ini dengan streaming di platform Klik Film, ya.
By the way, semoga review film ini bisa membantu kamu untuk mengetahui garis besar dari drama keluarga ini, ya. Terima kasih sudah membaca dan mampir di artikel ini. Jangan lupa tinggalkan komentar kamu, ya.
~tabik
Mbak Ruroh
Posting Komentar
Posting Komentar